Tarbiyatus Shibyan. Ini adalah nama sebuah kitab yang diajarkan di beberapa pesantren di pelosok-pelosok pedesaan di kepulauan Madura bagian timur. Tepatnya di kabupaten Sumenep dan sekitarnya. Kitab ini, ditulis oleh Al-Marhum Kiai Haji Habibullah Ra'is dari pesantren Klaba'an Guluk-Guluk Sumenep Madura. Pesantren ini masih tergolong pesantren salaf, yaitu pesantren yang hingga saat ini masih mempertahankan sistem pengajarannya, yaitu pengajaran kitab-kitab klasik berupa pengajaran ilmu-ilmu agama seperti fiqih, tata cara membaca al-quran dan ilmu gramatika bahasa arab.
Pesantren ini, berbeda dengan pesantren Al-Amin, Prenduan, Sumenep maupun pesantren An-Nuqayah, Guluk-Guluk Sumenep yang sistem pengajarannya sudah hampir sama dengan sekolah-sekolah yang ada saat ini. Di pesantren Klaba'an ini, banyak sekali para santri yang berasal dari desa-desa masyarakat sekitar Sumenep baik dari daerah Batang-Batang, Gapura, Dungkek, Ambunten, Prenduan atau Kapedi dan beberapa daerah kecamatan Sumenep lainnya yang masih menimba ilmu di sini.
Di Klaba'an ini, sistem pengajarannya adalah pengajaran teacher centre (berpusat kepada guru) artinya seorang guru alias kiai menerangkan pelajaran terutama dari berbagai kitab turats (baca: kitab kuning) lalu para santri mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh sang kiai. Santri itu mencatat makna dan pengertian dari setiap kitab-kitab yang dibaca oleh kiai, sehingga para murid menjadi mengerti dan memahami apa penjelasan dari setiap kalimat dalam kitab-kitab yang mereka pelajari.
Dan yang menarik, sesepuh kiai ini, yaitu kiai Habibullah Ra'is mampu menghasilkan karya berupa kitab Tarbiyatus Shibyan. Kitab ini, adalah sekumpulan syair-syair seperti kitab barzanji atau diba'i yang kerapkali dibacakan pada bulan maulid nabi Muhammad saw.
Yang berbeda, Tarbiyatus Shibyan tidak memuat pujian mendayu-dayu kepada nabi Muhammad Saw seperti kitab Al-Barzanji dan Diba'i itu. Arti Tarbiyatus Shibyan sendiri dalam bahasa Indonesia berarti "pendidikan anak-anak". Kitab ini adalah sekumpulan syair yang didalamnya memuat bahan ajar, cara beriman kepada Allah, cara menghormati orang tua, cara belajar dan menuntut ilmu yang mendatangkan keberkahan, sampai cara makan dan tata kehidupan yang pada akhirnya memberi tuntunan keselamatan hidup untuk para anak-anak seperti terdapat pada judulnya. Syair ini menggunakan bahasa arab dan susunan kalimatnya seperti kebanyakan bentuk syair, lalu dibawahnya disisipkan bahasa Madura yang juga berbentuk syair. Sehingga naskah bahasa arabnya seolah memiliki kepaduan dengan arti bahasa Madura yang diperuntukkan sebagai terjemahaan dari teks bahasa arabnya tersebut.
Salah satu bunyi dari kitab Tarbiyatus Shibyan ini yang menjadi model pembelajaran di pesantren salaf hingga saat ini adalah bunyi syair " thali' miraran dharsahu li ta'lama" yang berarti "ulangi terus apa yang dipelajari agar kalian bisa faham". Muatan syair ini pun kerapkali didengung-dengungkan para kiai agar para muridnya tidak bosan mengulang setiap pelajaran yang baru mereka dapatkan. Mereka harus mengulang dan mengulang apa yang mereka dapatkan. Mengulang pelajaran adalah salah satu bentuk untuk menambah kepahaman akan materi pelajaran yang telah berlalu. Mengulang pelajaran ibarat kita mempelajari apa yang baru saja di dapat sehingga pelajaran itu bisa lengket di otak dan pikiran kita.
Dengan cara ini, maka para santri diajarkan untuk terus tidak bosan agar setiap pelajaran yang didapatkan harus dipahami bukan saja dalam di luar kepala tetapi juga mendarah daging sehingga menjadi ingatan untuk dipraktekkan dalam setiap perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Di samping banyak bentuk-bentuk syair lainnya yang isinya juga tak kalah berkesan dan cocok untuk dijadikan tuntunan dan tips dalam belajar. Dan inilah sedikit dari karya para kiai yang hingga akhir hidupnya dilalui di pesantren. Dan kiai ini, seharusnya dicontoh oleh kiai-kiai yang lain dalam hal menghasilkan karya tulis berupa kitab-kitab yang memperkaya kazanah keilmuan dan mencerdaskan sekaligus menginspirasi masyarakat untuk senantiasa berbuat kebaikan khususnya para santri akan bentuk-bentuk keluhuran akhlaq dalam kehidupan ini seperti apa yang ditulis dalam syair-syair dalam kitab Tarbiyatus Shibyan ini.
Masha allah terimakasih atas penjelasannya tentang kitab tarbiyatus shibyan ternyata mengenai syair pendidikan anak intinya lebih ke adab.
BalasHapus